Wednesday, May 20, 2015

Konsep konsep akuntansi


Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar akuntansi yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). PSAK memberikan petujuk secara garis besar mengenai berbagai masalah akuntansi. Walaupun secara umum PSAK tidak memiliki kekuatan hukum, perusahaan perusahaan cenderung untuk mematuhinya sebab jika tidak, akuntan publik tidak akan memberikan pernyataan yang wajar tanpa pengecualian / unqualified opinion.

Konsep Akuntansi Keuangan sering juga disebut sebagai prinsip akuntansi atau postulates. Dalam sesi ini kita sepakatkan saja untuk menggunakan istilah konsep akuntasi. Konsep Akuntansi adalah suatu peraturan atau petunjuk tentang bagaimana caranya menghitung angka angka yang disajikan dalam laporan kuangan. Perlu juga dipahami sejak awal bahwa penerapan konsep konsep tertentu tidak terlepas dari pertimbangan pertimbangan yang subyektif sehingga walupun menggunakan data mentah yang sama, dua akuntan bisa menghasilkan dua laporan keuangan yang berbeda.

Konsep Konsep akuntansi antara lain :
1. Pengukuran nilai berdasarkan mata uang / money measurement.
Laporan keuangan hanya menyajikan hal hal yang bisa dinilai dengan mata uang. Hal hal lain yang bersifat kualitatif, walaupun merupakan faktor yang bisa membawa perusahaan / organisasi ke tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, hal tersebut tidak tergambarkan di dalam laporan keuangan.
Contohnya : kemampuan management, hubungan bisnis yang baik dan sebagainya

2. Konsep Realisasi / Realization,
Konsep ini memastikan kapan saatnya kita mengakui adanya penjualan barang dan jasa untuk tujuan perhitungan rugi dan laba. Seandainya barang tersebut dijual secara tunai, penjualan dapat segera diakui pada saat uang tunai (kas)  di terima. Kalau barang tersebut dijual secara kredit, persoalannya menjadi rumit : Apakah penjualan diakui pada saat barang dikirimkan oleh penjual, atau pada saat barang di terima oleh si pembeli atau pada saat surat penagihan dikirimkan, ataukah pada saat si pembeli melakukan pembayaran.

3. Konsep kehati-hatian (Konservatisme),
Konsep ini mengajarkan bahwa kita jangan memperhitungkan keuntungan yang belum bisa dipastikan; dilain pihak kita harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya kerugian / biaya. Konsep ini mencerminkan sifat kehati-hatian dari para akuntan, namun penerapan konsep ini dapat mengakibatkan perhitungan laba perusahaan terlalu rendah / understated.

4. Konsep Materialitas / materiality,
Perkalakuan akuntansi terhadap berbagai transaksi perusahaan akan tergantung pula kepada apakah nilai transaksi tersebut besar atau tidak.

5. Konsep Perpadanan / matching (accurals),
Tujuan diterapkannya konsep ini adalah untuk membebankan biaya pada periode biaya tersebut dikomsumir. Untuk tujuan tersebut unsur biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang sudah terpakai / exipired cost dan biaya yang belum terpakai / unexpired cost. Biaya yang sudah terpakai adalah biaya yang sudah dimanfaatkan pada suatu periode, terlepas dari apakah biaya tersebut sudah di bayar atau belum. Apabila belum dibayar, biaya tersebut seringkali dinamakan sebagai biaya terutang atau biaya yang belum dibayar / accured expenses. Biaya yang belum terpakai adalah biaya yang sudah dibayar pada periode yang bersangkutan namun belum dimanfaatkan. Biaya semacam ini seringkali disebut sebagai biaya dibayar dimuka.

6. Konsep Biaya / Cost,
Aktiva - aktiva yang disajikan di dalam neraca nilainya cenderung merupakan nili historis setelah dikurang nilai yang di depresiasikan. Nilai historis adalah fakta yang objektif sedangkan nilai-nilai lainnya cenderung bersifat subjektif.

7. Konsep Kelangsungan Usaha / Going concern,
konsep ini menyatakan bahwa perkiraan-perkiraan akuntansi hendaknya dipersiapkan berdasarkan asumsi bahwa perusahaan akan beroperasi terus  dan tidak dimaksudkan untuk dilikuidasi. Nilai likuidasi biasanya berbeda daripada nilai yang disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha.

8. Konsep Entitas / Entity,
konsep ini menyatakan bahwa transaksi perusahaan tidak boleh dicampur-adukkan dan harus dipisahkan secara tegas dari transaksi pribadi para pemiliknya.

9. Konsep Konsistensi / consistency,
Untuk dapat membandingkan suatu laporan keuntungan dengan laporan keuangan yang lain (dari perusahaan yang sama tetapi periodenya berbeda atau dari perusahaan yang lain tetapi periodenya sama) maka catatan-catatan akuntansi hendaknya dibuat dengan metode akuntansi yang konsisten

10. Konsep keterbukaan / disclosure,
Konsep ini mengharuskan pihak-pihak yang menyusun laporan keuangan untuk memberikan penjelasan mengenai hal-hal penting untuk melingkapi informasi yang diberikan oleh laporan keuanga. Penjelasan tersebut misalnya mengenai metode akuntansi yang dipergunakan, perubahan dari satu metode ke metode lain, kejadian kejadian sesudah tanggal neraca yang bisa merubah keputusan seseorang atau sesuatu pihak.

11. Konsep Objektivitas / Objectivity (fairness),
Mereka yang bertanggungg jawab untuk menyusun laporan keuangan haruslah berusaha untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang timbul  karena pertimbangan pribadi. Memang karena banyaknya hal-hal yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan subjektif, usaha ini tidaklah selalu mudah.

12. Konsep Dualitas / duality,
Konsep ini didasarkan kepada sistem pencatatan berpasangan.
Contoh : apabila kita hendak mencatat transaksi pembayaran biaya transport maka periraan biaya transport didebet dan perkiraan kas dikredit sebesar biaya transport yang dibayarkan. Kalau kita menjual barang secara kredit maka perkiraan Piutang Dagang didebit dan perkiraan Penjualan di kredit. Setiap transaksi mempunyai efek ganda / dual effect terhadap perkiraan akuntansi. Setiap Pendebetan  suatu perkiraan harus diikuti dengan pengkreditan perkiraan lainnya.

13. Konsep Daya Uji / Verifiability,
Setiap Perkiraan akuntansi harus dapat dibuktikan kebenaran / kewajarannya secara independent. Kegiatan pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh auditor.

Materi : Akuntansi dan keuangan untuk Manajer Non Akuntansi
Modul 2 Konsep konsep akuntansi
Instruktur : Drs. Rudi Lizwaril Sjaiful, S.E., MM, Ak.
Retooling Batch IV RICE
PT.INTI Bandung - 2006

No comments:

Post a Comment